
Kata Pengantar
Humaniora dan Keamanan
Beberapa hari ini begitu banyak agenda dipersiapkan oleh tim redaksi untuk rnelakukan serangkaian penulisan tema-tema humaniora. Memang banyak diantaranya tak begitu signifikan dengan kaitan keamanan. Akan tetapi menurut hemat redaksi, setelah melalui perdebatan tentunya, banyak benang tipis yang menghubungkan tema-tema ini dengan keamanan.
Memang benang tipis ini tak akan merasa langsung. Akan tetapi paling tidak humaniora setidaknya menunjukkan sikap kesadaran manusia untuk menghadapi segala permasahalan kehidupan, termasuk perihal keamanan. Kami mengira bahwa kaitan humaniora ini hampir mirip dengan tafsir mimpinya. Sigmund Freud. la berpendapat bahwa mimpi merupakan simbol-simbol aktifitas seksual yang terkekang dalam kehidupan sadar manusia. Maka dari itu ia mengambil hentuk dataran mimpi, sebuah jalan alternatif.
Aktifitas mimpi ini memanfaatkan alam ketaksadaran manusia yang rnemang tidak memiliki segmentasi akan ke-tabu-an. Semua ide-ide liar seksual dapat dilampiaskan ketika kesadaran manusia terlelap dan ketidaksadaran berkuasa. Hal serupa karni kira sama dengan apa yang terjadi dengan rnasalah keamanan.
Awalnnya kami hanya mangkaitkan perihal keamanan ini dengan kesejahteraan saja, Akan tetapicukup menarik bagi kami untuk terus mengambil hingga menuju perihal aksesbilitas kesejahteraan itu sendiri. Karena sebenarnya banyak problem keamanan di seluruh nusantara Indonesia ini akibat dari tertutupnya aksesibilitas keamanan.
Kita tahu, aksi demonstrasi petani hanya akan terjadi apabila aktivitas bercocok tanamnya diracuni. Mulai dari pengurangan debet air untuk irigasi, tersisihnya lahan hingga melambungnya harga pupuk. Atau merajalelanya kejahatan jalanan merupakan akibat dai sekedar banyak anak putus sekolah yang tentunya dikaitkan dengan makin merosotnya kemampuan ekonomi orang tuanya ke titik nadir yang tidak dapat ditolerir lagi. Dimana kemerosotan orang tua ini membuatnya berpuasa di luar ketentuan hari-hari wajib atau disunahkan berpusasa.
Dalam diskusi di dlam redaksi sendiri sempat terjadi perdebatan mengenai prosedur yang benar mengenai penegakan hukum. Akan tetapi dengan kondisi yang rumit di tengah-tengah masyarakat berkaitan dengan kesejahteran, namanya hal-hal prosedural semacamnya ini merupakan isapan jempol belaka.
Untuk itulah kemudian kami memutuskan untuk memberikan tema-tema seperti bagi khalayak pembaca trotoar. Memang sih sebenarnya kekuatan dari bahan bacaan semaacam Trotoar Magz hanya akan membuat kepala kita semua manggut-manggut. Tetapi paling tidak kita akan memulai dengan membaca, itupun bagi yang membaca. Tapi apapun bentuk respon kita terhadap tawaran pengetahuan seperti ini, entah membaca atau tidak. Paling tidak kami telah memunculkan peluang pengetahuan ini. Dan di akhir kata, dengan sedikit memaksa, kami ucapkan selamat membaca!.(redaksi)
Daftar Isi
- Wajah Suram Pertanian Indonesia
- Perlindungan Anak: Dari Kerentanan Hingga Kesejahteraan
- Krisis Air Bagi Pertanian Indonesia
- Kekauatan Generasi Muda Bangsa
- Prostitusi Anak: Diantara Keluarga Dan Negara
- Kapan Polisi Mulai Bertindak Benar??
go to english page
daftar penelitian PUSHAM UII
daftar buku koleksi PUSHAM UII
Kaos terbitan PUSHAM UII
Bulletin terbitan PUSHAM UII
Buku terbitan PUSHAM UII
newsletter dan komik terbitan PUSHAM UII
renungan dan analisis singkat
Oleh: Dr. Despan Heryansyah, SHI., SH., MH.
(Peneliti Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) FH UII Yogyakarta)
Terminologi yang penulis gunakan dalam artikel ini adalah “pemilukada”, bukan “pilkada”, bukan pula “pemilihan” seperti yang selama ini digunakan. Terkait dengan pemilihan kepala daerah, terdapat perdebatan panjang yang melelahkan bahkan sampai hari ini belum selesai, yaitu apakah rezim pemilihan kepala daerah termasuk rezim pemilu, ataukah rezim pemilihan kepala daerah.
